Apakah kalian sudah membaca semua artikel Dark Disney yang sudah kita share sebelumnya? Ternyata masih banyak juga lho kisah Disney klasik yang bakal kita ceritain ke kalian semua.
Kita sudah bahas Sleeping Beauty, Cinderella, Pocahontas dan Beauty And The Beast.
Cerita berikutnya yang akan kita bahas adalah kisah tentang Rapunzel, si cantik yang punya rambut pirang panjang yang ajaib.
Pertanyaan yang mungkin muncul dibenak kalian saat ini adalah,
"Emang Rapunzel juga ada sosok real-nya?"
Kalau dibilang sosok asli mungkin nggak. Tapi lebih tepat dibilang sebagai inspirasi. Karena mungkin sang penulis dongeng saat itu, terinspirasi akan suatu kisah seseorang, dan bisa aja, sang pendongeng menggabungkan kisah nyata kehidupan beberapa orang ataupun cerita rakyat/mitologi menjadi satu buah dongeng yang menarik.
Oke, darimana ya kita akan memulai cerita ini.....
Sebelumnya kita akan memberi tahu kalian, kalau Rapunzel yang asli yang akan kita bahas bukan hanya seorang wanita cantik yang terkunci di menara, tapi dia adalah seorang wanita yang suci. Ya, itulah salah satu inspirasi awal untuk sebuah kisah seseorang yang kelak akan menjadi bahan cerita Rapunzel.
Mungkin yang pernah kita dengar sebelumnya tentang Rapunzel adalah versi gelapnya Brothers Grimm, kan? Tapi sebenarnya kisah asli Rapunzel bahkan lebih gelap dari versi Grimm.
Saint Barbara, wanita suci yang dikurung di menara
Dialah Saint Barbara, sosok wanita yang menjadi inspirasi utama cerita Rapunzel.
Barbara adalah putri seorang pedagang Romawi yang kaya pada abad ketiga. Ayahnya sendirilah yang telah menguncinya di menara agar dia tidak bisa memeluk agama Kristen, tetapi Barbara menemukan jalannya. Barbara juga menolak untuk menikah, sama seperti para Saint yang melindungi kesucian mereka meskipun harus melalui beberapa langkah ekstrem.
Hal pertama yang kita bisa tarik kesimpulan disini adalah bahwa antara Saint Barbara dan Rapunzel sama sama terkunci di menara. Kisah awalnya diceritakan oleh Jacobus de Voragine, Uskup Agung Genoa, pada 1275 Masehi.
Tetapi kisah Barbara memiliki perbedaan utama dari kisah-kisah Rapunzel: orang jahat dalam kehidupan Barbara adalah ayahnya sendiri.
Dalam Disney Rapunzel, dia dikunci di menara oleh penyihir jahat yang kemudian mengaku dirinya sebagai ibu dari Rapunzel. Tetapi dalam legenda Santa Barbara, dia dikunci di menara oleh ayahnya sendiri. Menurut legenda Saint Barbara mengatakan bahwa ayahnya mengurungnya di menara karena dua alasan. Pertama, Barbara begitu cantik sehingga ayahnya bosan menolak para pelamar yang tidak cocok dengan kriteria yang diinginkan sang ayah.
Ayahnya ingin memilihkan suami untuk Barbara, jadi dia membatasi persaingan para pelamar dengan menyembunyikan Barbara.
Dan alasan kedua karena ayah Barbara takut akan pengaruh agama baru, Kristen. Dia adalah pedagang Romawi yang kaya dan khawatir tentang penyebaran agama baru yang lebih banyak membantu orang miskin. Jadi, dia menempatkan Barbara di menara agar anaknya tidak masuk Kristen, karena ayahnya tahu bahwa Barbara sangat peduli pada orang miskin.
Dalam kisah orang-orang kudus, pertobatan Barbara disebut sebagai pencapaian ajaib. Tapi hal itu juga menyebabkan akhir hidupnya.
Santa Barbara diam-diam mempraktikkan keimanannya dengan melawan keinginan ayahnya. Dan salah satu tanda tentang keimanannya yang tersembunyi adalah dengan membangun menara tempat dia dikurung. Ketika ayah Barbara berada di luar kota, dia meminta para lelaki untuk membuat satu perubahan di menara: alih-alih meletakkan dua jendela di menara, Barbara meminta tiga jendela.
Modifikasi arsitektur bukan karena Barbara ingin mendapatkan banyak cahaya. Tapi itu adalah tanda akan Holy Trinity, masing-masing satu jendela untuk "the father, son, and Holy Spirit".
Namun Barbara menjelaskan kepada ayahnya,
"tiga jendela menerangi seluruh dunia dan semua makhluk, tetapi dua membuat kegelapan."
Menurut Life of Saint Barbara, yang ditulis pada abad ke-13, ayah Barbara sangat marah ketika dia mengatakan kepada ayahnya bahwa dia telah masuk Kristen. Sang ayah menyeretnya ke penjara dengan rambutnya. Meskipun dia adalah putrinya sendiri, ayah Barbara menuntut agar dia diadili hanya karena sang anak menjadi seorang Kristen.
Di persidangan, hakim yang beragama pagan memerintahkan Barbara untuk memilih antara meninggalkan agama Kristen atau disiksa. Tapi Barbara memilih penyiksaan. Saat itu Barbara berkata,
"fie on your devils!"
Dan keimanannya yang kuat telah membawanya melalui cobaan siksaan yang mengerikan.
Penyiksaan terhadap Barbara belum berakhir, dan satu hal yang terburuk adalah hakim menelanjangi Barbara dan mencambuknya lalu mengiris dagingnya dan menaburnya dengan garam. Ketika Barbara diarak keliling kota dalam keadaan telanjang untuk mempermalukannya, Tuhan mengirim seorang malaikat untuk menutupi tubuhnya melalui kabut sehingga Barbara tidak terlalu menderita.
Dan akhir dari semuanya adalah ketika orang yang sama yang mengurung Barbara di menara lah yang mengakhiri hidupnya. Ayahnya menjambak rambutnya yang indah dan menebas kepala Barbara dengan pedang. Menurut legenda, begitu Barbara meninggal, sambaran petir mengenai ayahnya dan langsung membunuhnya.
Lalu bagaimana dengan rambut panjang Rapunzel?
Memang, dalam kisah Santa Barbara tidak ada yang menyebut jika ia memiliki rambut yang sangat panjang. Rambutnya memang disebutkan beberapa kali, ketika sang ayah menyeretnya ke penjara atau saat akan memancungnya, tetapi tidak ada kisah tentang memanjat dengan menggunakan rambut, seperti yang ada dalam dongeng Rapunzel yang merupakan elemen kunci dari cerita itu sendiri
Rudaba, gadis cantik dari kisah Shahnameh
Lalu dari mana asal rambut panjang dongeng Rapunzel? Kebanyakan orang berpendapat bahwa rambut panjang itu dipinjam dari dongeng Persia, yang terdapat dalam buku The Shahnameh, The Book of Kings yang ditulis sekitar tahun 1000 Masehi. Dalam cerita itu, Rudaba yang cantik jelita, menarik perhatian seorang pria bernama Zal. Untuk bertemu, dia kerap mengunjungi menara wanita itu, dan wanita itu merapikan rambutnya yang panjang dan menjatuhkannya supaya Zal bisa memanjat untuk menemuinya. Setelah Zal naik ke istana Rudaba (memakai rambutnya), keduanya bisa saling melepas rindu.
Dalam buku puisi Shahnameh, mendeskripsikan kecantikan Rudaba sebagai berikut:
"Tentang pundak peraknya, dua ikat rambut ikalnya yang keriting, memilin dari ujung-ujungnya seolah-olah mereka adalah mata rantai. Mulutnya menyerupai bunga delima, bibirnya semerah buah ceri dan dadanya yang membusung bagai buah delima. Matanya seperti (bunga) Narcissus di taman dan bulu matanya yang hitam dilukis dengan sayap gagak. Alisnya bagai busur Teraz yang dilapisi kulit kayu yang indah dan warna kulit yang elegan. Jika kamu melihat keindahan bulan, itu adalah wajahnya; jika kamu merindukan aroma musk, itu ada di rambutnya. Dari ujung (rambut) hingga ujung (mata kaki), ia adalah surga yang disepuh emas, cahaya, harmoni, dan keindahan."
Kisah keduanya juga berakhir dengan kehamilan yang tidak direncanakan (seperti kisah Rapunzel versi Grimms) dan twist Romeo-and-Juliet: ayah mereka yang tidak menyetujui keduanya bersatu dalam pernikahan karena Zal adalah Persia, dan Rudaba dari Babylonia. Tetapi mereka mendapatkan akhir yang bahagia ketika para peramal memperkirakan bahwa putra mereka kelak akan menaklukkan dunia.
Persinette karya Charlotte-Rose
Namun ada versi lain dari kisah Rapunzel yang ditulis sekitar akhir 1698, seorang wanita menulis versinya sendiri tentang kisah Rapunzel. Dia adalah Charlotte-Rose de Caumont de La Force or Mademoiselle de La Force. Dia adalah seorang penulis dongeng Prancis yang dikenal akan karyanya berjudul Persinette.
Dan melalui kisah yang ditulis oleh Charlotte-Rose inilah, Brothers Grimm kemudian mengadaptasinya pada tahun 1812, menjadi cerita yang kita kenal sebagai Rapunzel.
Charlotte-Rose memiliki banyak skandal. Dan menurut salah satu rumornya, Charlotte-Rose diusir dari istana ketika Raja Louis XIV, The Sun King, mencurigai dia tidur dengan putranya.
Charlotte-Rose tidak hanya diusir tapi dia dikurung di sebuah biara di luar keinginannya. Saat berada di biara, dia menulis versinya sendiri tentang kisah Rapunzel, yang berjudul "Persinette."
Apakah Charlotte-Rose mengidentifikasikan dirinya dengan keindahan yang terkunci di menara? Jika demikian, peri jahat yang ada di Persinette adalah kiasan yang jelas ditujukan kepada Louis XIV, yang memaksa Charlotte-Rose ke biara.
First Rapunzel by Giambattista Basile
Namun versi pertama dari kisah Rapunzel ditulis oleh Giambattista Basile pada awal 1600-an yang berjudul Petrosinella. Versi Basile menceritakan tentang seorang wanita cantik berambut panjang yang terperangkap di menara dan sang pangeran yang datang untuk menyelamatkannya - tetapi di situlah kemiripan dengan film Disney's Tangled (2010). Tetapi bagaimana Rapunzel bisa berakhir di menara? Dongeng Basile cukup menyedihkan. Hal ini disebabkan oleh sebuah hukuman karena telah mencuri garnish yang oleh kebanyakan orang dibuang ke tempat sampah.
Cerita dimulai saat ibu Rapunzel mencuri peterseli dari kebun ogre karena terlihat sangat lezat. Ketika ogre menangkap si pencuri, ibu Rapunzel terpaksa memberikan anak sulungnya ke ogre sebagai penebus hukuman karena pencurian itu. Setelah Rapunzel yang malang lahir, ibunya menyerahkan putrinya ke Ogre untuk dikunci di menara. Yang bahkan lebih nengerikan dari kisah penculikan di Tangled.
Lalu bagaimana dengan versi Grimms
Grimm Brothers dikenal karena dongengnya yang cukup 'dark', begitupun dengan Rapunzel. Dalam versi pertama dongeng mereka, yang ditulis pada tahun 1812, diceritakan tentang seorang pangeran tampan yang menemukan Rapunzel terkunci di menara, lalu dia memanjat untuk menyelamatkannya. Tetapi alih-alih menyelamatkan wanita cantik itu, sang pangeran justru mengunjunginya setiap hari untuk alasan yang berbeda. Seperti yang dikatakan Grimm bersaudara, "mereka hidup dalam kegembiraan dan kesenangan untuk waktu yang lama" - sampai Rapunzel menyadari risiko hubungan seks tanpa kondom. Nggg.... Sudah tahu kan kemana maksud ceritanya?
Kemudian Rapunzel bertanya pada penculiknya,
"katakan padaku kenapa pakaianku jadi terlalu ketat. Pakaian ini tidak cocok lagi untukku."
Wanita jahat (yang dalam versi Grimm adalah peri jahat) menendang Rapunzel keluar dari menara dan juga membutakan mata pangeran. Sepasang kekasih yang sedih dan terpisah itu mengembara di hutan selama bertahun-tahun sampai mereka menemukan satu sama lain dan jatuh cinta kembali.
Tentu saja Disney tidak akan menyuguhkan kisah tentang kepala yang dipenggal, penyiksaan ataupun kehamilan yang tidak direncanakan.
Lalu apakah dari semua kisah diatas terhubung dengan kisah Rapunzel itu sendiri? Bisa jadi. Karena penulis dongeng pada masa itu bisa jadi menggabungkan beberapa kisah nyata maupun cerita rakyat yang mereka pernah dengar sebelumnya. Yang kemudian menjadikannya sebuah cerita yang menarik. Bahkan Disneypun harus mendaur ulang cerita cerita itu hingga menjadi sebuah dongeng yang layak tonton untuk anak anak di masa kini yang bisa kita nikmati dalam film Tangled