Darya Saltykova dengan tega menguliti para pelayannya, menuangkan air mendidih ke mereka, bahkan menginjak-injak perut orang yang sedang hamil. Masih ingin meneruskan untuk membaca kisah ini?
Hal-hal aneh dirumorkan kerap terjadi di rumah bangsawan Rusia bernama Darya Saltykova. Bagaikan perangkap laba-laba, siapapun yang melamar kerja dirumah itu, seakan terjebak di dalamnya, dan hidup dalam kengerian. Suara jeritan dan cambuk seolah telah menembus malam di Rusia, suara suara kesakitan yang berasal dari kediaman The Blood Countess.
Suatu hari, seorang pendeta dipanggil ke tanah miliknya untuk memberikan doa terakhir kepada seorang wanita hamil yang sudah meninggal. Wanita hamil itu telah dipukuli dan ditikam hingga mati - beberapa saksi mengatakan perutnya telah diinjak-injak.
Desas desus lainnya juga menceritakan tentang seorang warga desa yang pernah melewati perkebunan milik wanita bangsawan itu dan melihat mayat seorang wanita yang dibuang ditengah malam. Kulit tubuhnya terkelupas dan rambutnya dicabut.
Pernah mendengar kisah seperti ini sebelumnya? Ya... Darya Saltykova sama seperti kisah The Blood Countess lainnya yang pernah kita bahas disini. Ia masuk kedalam jajaran pembunuh berantai wanita kelas atas yang sadis seperti Countess Hungaria Elizabeth Bathory atau Delphine Lalaurie dari New Orleans yang diduga menggunakan kekuatan dan posisi mereka untuk melukai dan membunuh yang kurang beruntung.
Pada akhirnya, sang Blood Countess asal Rusia ini dinyatakan bersalah telah menyiksa dan membunuh sekitar 38 budaknya - meskipun jumlah total tubuhnya diperkirakan mendekati 138 orang.
Siapakah Darya Saltykova
Saltykova dilahirkan di Rusia pada 22 Maret 1730 dengan nama Darya Nikolayevna Ivanova dan dikenal dengan nama sebutan Saltychikha. Ia lahir dari pasangan bangsawan Nikolai Avtonomovich Ivanov dan Anna Ivanovna Davydova atau Tatiana Tutcheva.
Saltychikha menikah dengan bangsawan Gleb Alexeyevich Saltykov, paman dari Nikolai Saltykov. Saltychikha menikah di usia muda, dan ia menjadi anggota keluarga Saltykov yang terkenal saat itu. Dia memiliki dua putra: Theodore yang lahir di tahun 1750 dan Nicholas yang lahir pada 1751. Tapi sayangnya Saltychikha harus menjadi janda diusia 25 tahun. Dengan kematian suaminya, dia mewarisi real estat dekat Moskow yang disebut Troitskoe, tempat dia tinggal bersama dua putranya yang masih kecil dan lebih dari 600 budak. Dia juga memiliki properti mewah di Moskow.
Darya Saltykova pernah menjadi sosok wanita yang santun
Jadi mulai kapan Saltychikha berubah menjadi sosok keji yang tidak memiliki rasa kemanusiaan?
Saat awal awal kehidupannya, Saltychikha tidak terlihat sebagai monster. Ia justru dikenal sebagai sosok wanita yang sangat santun, sebagai seorang wanita yang masih muda, ia kerap mengunjungi tempat-tempat suci agama dan meyumbang untuk gereja dan biara. Di usia muda, ia menikahi suaminya Gleb Saltykov, seorang kapten di pasukan kekaisaran Rusia, yang keluarganya adalah seorang filsuf, seniman, politisi, kaya raya, tuan tanah, dan memiliki kekuasaan.
Berbeda dengan Blood Countess lainnya, setidaknya Saltychikha tidak mandi dengan darah atau menyekap budak yang cacat di loteng rumahnya . Tetapi ia tetap termasuk salah satu wanita berhati iblis.
Kekejaman Blood Countess Rusia dimulai
Seperti halnya bangsawan haus darah dari Hungaria Elizabeth Bathory, Saltychikha lebih mengincar gadis gadis berusia 12 tahun sebagai korbannya.
Para korban ini termasuk dalam kategori serf class, sebuah status yang diberikan untuk pekerja antara budak dan pelayan kontrak. Gadis-gadis ini ada untuk melayani tuan mereka - atau nyonya rumah. Dan mereka biasanya tidak mampu membela dirinya jika mendapatkan hukuman atau siksaan. Peluang untuk memperjuangkan keadilan adalah hal yang sulit di Rusia abad ke-18.
Karena itu, para budak wanita ini harus siap menghadapi kegilaan para majikan mereka dengan menanggung resikonya seorang diri. Begitu pula saat mereka berhadapan dengan Darya Saltychikha.
Darya Saltykova dituduh ahli dalam melakukan kekerasannya. Metode dan senjatanya beragam. Dia pernah melemparkan air mendidih ke korbannya, menyimpan kayu gelondongan di setiap kamar untuk memukuli gadis-gadis itu sampai mati, lalu membakar tubuh mereka, dan untuk pelanggaran ringan, ia mendorong gadis-gadis dari atas tangga.
Dia juga suka mengikat budak budaknya dan membiarkannya telanjang dalam cuaca dingin. Atau memasukannya ke dalam sumur dengan kaki diikat, hingga korbannya tenggelam.
Kemudian, Darya Saltykova beralibi bahwa kemarahan dan kekerasannya itu disebabkan karena kecerobohan para korban dalam menjaga harta bendanya. Namun, karena usia korban korbannya seperti sudah ia targetkan, diduga bahwa gadis gadis muda ini adalah karena pembalasan dendam Saltychikha karena kehidupan pribadinya yang tidak bahagia.
Namun apakah benar itu adalah alasan sebenarnya atau bukan, tapi wanita bangsawan ini memang menumpahkan sisi frustasi dan romantisnya melalui kekerasan.
Patah hati karena dikhianati
Suatu waktu, Darya Saltykova memiliki seorang kekasih bernama Nikolay Tyutchev yang masih muda dan sangat tampan (kakeknya adalah penyair Rusia terkenal, Fyodor Tyutchev). Ketika ia merasa sangat kesepian, percintaannya dengan Nikolay sedikit membangkitkan semangatnya. Tapi ternyata Nikolay memiliki hubungan cinta dengan seorang gadis muda lainnya dan mereka bahkan diam-diam menikah di gereja. Saltychikha pun mengetahui kabar ini. Dalam kemarahannya yang membabi buta, ia hampir membunuh kekasihnya yang tidak setia. Ia menyuruh pelayan prianya untuk meletakan bom di rumah Nikolay. Tapi membunuh bangsawan adalah sebuah kejahatan, dan pelayan Saltychikha terlalu takut melakukan itu, maka mereka memberi peringatan kepada Nikolay, tentang apa yang diperintahkan kepadanya. Nikolay dan istrinya melarikan diri ke tanah milik keluarganya di Moskow dan segera melarikan diri dari wilayah tersebut. Gagal dengan upaya membunuhnya, Darya kembali ingin menyerang Nikolay, kali ini di kereta yang dikendarainya. Tapi sekali lagi ia gagal melakukannya, mungkin sang pelayan kembali memperingatkan Nikolay.
Setelah itu, dia mulai melampiaskan kemarahannya pada para budaknya, terutama kepada wanita. Dia membenci mereka semua. Semakin muda usia budak budaknya, semakin dia membenci mereka. Saltychikha memperlakukan mereka sebagai saingannya. Dia mulai menyiksa anak-anak dan wanita hamil sampai mati dengan memukuli mereka, mematahkan tulang mereka, melemparkan mereka keluar rumah dalam keadaan telanjang ke dinginnya es, menuangkan air mendidih ke tubuh mereka dan banyak penyiksaan kejam lainnya. Dia tidak menargetkan menyiksa pria - ia 'hanya' membunuh tiga pria, itupun secara tidak sengaja - meskipun begitu, dia menyiksa para pria dengan cara yang berbeda, yaitu dengan membunuh para wanita yang mereka cintai. Sebagai contoh, salah satu budaknya kehilangan satu demi satu dari tiga istrinya yang dibunuh sang Countess
Jadi apa yang mendorongnya menjadi haus darah? Tidak ada konsensus tentang itu sampai hari ini. Beberapa percaya bahwa dia memiliki terlalu banyak tekanan: sebagai seorang janda muda dia harus menjadi ibu yang baik bagi dua putra dan menjadi seorang majikan yang baik, yang harus menjaga nama keluarga dengan bersih dan terhormat. Terikat pada statusnya yang terhormat dan banyak tuntutan, dia mulai membenci semua hal dalam kesehariannya dan para budak menjadi korban kebencian ini.
Yang lain berpendapat bahwa dia jelas seorang psikopat, yang rentan terhadap agresi yang tidak termotivasi yang mengarah ke pembunuhan paling kejam dan sadis. Selain itu, ada juga yang berpendapat bahwa pilihan usia budak yang disiksanya lebih ditujukan kepada wanita muda, bisa menjadi tanda bahwa dia memiliki ketertarikan dan kepuasan seksual dengan melihat mereka kesakitan dan menderita.
Penyiksaan dan pembunuhan
Kekejaman Saltykova tidak memiliki penjelasan sederhana, karena dia akan menjadi marah tanpa alasan yang jelas. Pada awalnya dia akan melemparkan kayu ke gadis-gadis budaknya, ketika dia tidak suka cara mereka membersihkan rumah misalnya. Kemudian, dia akan memukuli, mencambuk dan menyiksa gadis-gadis muda sampai mati. Dia adalah seorang sadis yang menikmati penganiayaan fisik terhadap pelayannya.
Banyak keluhan kepada pihak berwenang tentang kematian di perkebunan milik Darya Saltykova namun diabaikan atau justru sang pengadu malah mendapatkan hukuman, karena Saltychikha memiliki hubungan baik dengan anggota-anggota pengadilan kerajaan yang berpengaruh. Laporan orang orang tentang dia yang membunuh budak budak yang bekerja padanya tidak didengar. Namun kelak, diantara pelayannya ada yang berhasil melarikan diri dan mengadu kepada Ratu baru saat itu, dan Darya Saltykova akhirnya diadili dan dihukum karena membunuh 38 wanita - namun sesungguhnya ada sekitar 100 orang lagi yang menjadi korbannya.
Penangkapan
Pada musim panas 1762, dua petani, Sakhvely Martynov dan Ermolay Ilyin (yang terakhir telah kehilangan tiga istrinya, karena dipukuli sampai mati oleh The Blood Countess) melarikan diri dari perkebunan ke St. Petersburg, dimana mereka akhirnya membawa petisi kepada Ratu Catherine II. Sang Ratu memerintahkan College of Justice untuk memulai penyelidikan tentang penyiksaan dan pembunuhan yang terjadi di rumah Darya Saltykova.
Catherine pun memutuskan untuk mengadili Saltykova di depan umum, untuk menunjukkan keadilan hukum sang Ratu di mata masyarakat.
Empress Catherine II |
Darya Saltykova ditangkap pada 1762. Dia ditahan selama enam tahun sementara pihak berwenang melakukan penyelidikan. Sebagian besar korban dan saksi yang masih hidup takut untuk memberikan kesaksian. Stepan Volkov adalah penyelidik yang mengizinkan pemeriksaan untuk dilanjutkan. Saltychikha tidak menderita gangguan mental ataupun sakit. Dia tidak bertobat dari perbuatannya yang kejam. Bahkan pastor yang bertugas untuk membuat Darya mengakui pembunuhan yang dilakukannya telah gagal membuatnya bicara. Dia benar-benar yakin akan lolos dari hukuman.
Menurut detektif forensik, selama periode enam hingga tujuh tahun, Darya Saltykova telah membunuh 138 orang dengan berbagai metode, terutama wanita (hanya 3 orang pria yang menjadi korbannya), tetutama gadis gadis muda yang berusia 10-12. Collegium of Justice menanyai banyak saksi dan memeriksa catatan tanah milik Darya Saltykova. Pejabat penyelidik menghitung sebanyak 138 kematian yang mencurigakan, yang sebagian besar disebabkan oleh Saltykova. Dia dinyatakan bersalah telah membunuh 38 budak wanita dengan memukuli dan menyiksa mereka sampai mati. Tetapi Ratu masih tidak yakin tentang bagaimana cara menghukumnya, karena hukuman mati telah dihapuskan di Rusia pada 1754, dan Ratu membutuhkan dukungan dari kaum bangsawan.
Akhirnya, pada tanggal 2 Oktober 1768, hukuman penjara seumur hidup di Ivanovsky Cloister dijatuhkan kepada Darya Saltykova, didahului dengan upacara "civil execution" di Lapangan Merah di Moskow. Darya akan menerima hukuman publik di Lapangan Merah, dia dirantai di peron selama satu jam di depan orang banyak, dengan tanda di lehernya dengan tulisan: "Wanita ini telah melakukan penyiksaan dan pembunuhan." Dia kemudian diseret untuk menjalani sisa hidupnya di ruang bawah tanah sebuah biara.
Catherine II mengucapkan penilaian terakhirnya, dan menyebut Saltychikha "a monster of the human race" (урод рода человеческого), Sang Ratu tidak hanya menghapus status dan asetnya yang berharga tetapi juga hak Saltychikha untuk dipanggil seorang wanita - kata Sang Ratu, Saltykova harus dipanggil dengan sebutan "He" karena tidak ada wanita yang mampu melakukan kekejaman seperti itu.
Hukuman penjara
Saltykova dijatuhi hukuman penjara seumur hidup sebagai pengganti hukuman mati. Hukumannya mengharuskannya dikurung di ruang bawah tanah biara dan dirantai dalam ruangan yang gelap. Sebuah kamar kayu tanpa jendela dibangun untuknya, dia berada disana untuk waktu yang cukup lama, hidup dalam kegelapan total. Dia berada di bawah penjaga 24 jam. Seorang biarawati akan membawa makanan dan lilin. Setelah makan, lilin akan diambil kembali. Dalam keputusan kerajaan juga ada perintah: "Dia bisa dibawa ke tempat tertentu, seperti kebaktian gereja dimana dia bisa mendengar (ceramah) tanpa memasuki gereja dengan semestinya."
Makam Darya Saltykova dan seorang putranya |
Di dalam sel penjaranya, yang sangat gelap, Darya Saltykova dijauhkan dari dunia selama 11 tahun.
Biara Moskow terkenal sebagai tempat dimana banyak wanita dari garis keturunan aristokrat dipenjara tanpa kemauan mereka. Keluarga mereka biasanya akan membawakan persembahan mewah untuk biara agar pihak biara bisa menjaga keluarga mereka yang ditahan. Biasanya, mereka yang memiliki penyakit mental, atau tahanan perempuan rahasia dari Investigation Department and the Secret Investigations Bureau dikirim ke biara ini atau mereka yang biasanya terlibat dalam kasus-kasus politik. Mereka semua ditahan dalam tembok penjara di bawah pengawasan para biarawati.
Setelah 11 tahun berada dalam biara, pada tahun 1779, Darya Saltykova dipindahkan ke salah satu bangunan biara. Kali ini kamarnya memiliki satu jendela. Salah seorang saksi menyaksikan tingkah lakunya disini. Darya akan meludahi penonton yang ingin tahu dan memaki mereka, lalu mendorong mereka menggunakan tongkat melalui jendela. Apakah penyakit mentalnya akibat dari hukuman kurungannya sendiri atau memang sudah ada tapi diperparah oleh hal itu, tidak diketahui dengan pasti.
Usia Darya Saltychikha cukup panjang, ia meninggal di selnya pada 27 November 1801, pada usia 71 tahun, setelah 33 tahun penahanan. Namun beberapa dokumen menyebutkan ia meninggal dunia di tahun 1800.