Blanche Monnier, adalah seorang sosialita kaya dan terkenal namun suatu ketika dia jatuh cinta pada pria 'miskin', yang membuat ibunya melakukan hal diluar kemanusiaan, yang bahkan tidak pernah kita pikirkan, demi mencegah putrinya jatuh cinta
Siapakah Blanche Monnier?
Blanche Monnier lahir pada 1 Maret 1849, yang juga dikenal di Perancis sebagai la Séquestrée de Poitiers ("The Confined Woman of Poitiers"), adalah seorang wanita dari Poitiers, Prancis, yang diam-diam dikurung di sebuah ruangan kecil oleh ibunya yang seorang bangsawan selama 25 tahun.
Blanche adalah sosialita Prancis dari keluarga borjuis yang dihormati di Poitiers yang berasal dari kalangan bangsawan. Dia terkenal karena wajahnya yang sangat cantik. Banyak pria yang ingin menikahinya. Tapi Blanche sepertinya memiliki pria pilihan hatinya sendiri. Pada tahun 1874, di usia 25 tahun, dia ingin menikahi seorang pengacara yang usianya lebih tua. Tapi sayang, ibunya, Louise tidak menyukainya. Menurut sang ibu, putrinya tidak boleh menikah dengan "pengacara miskin". Ibunya yang tidak setuju akan kisah cinta putrinya menjadi marah karena Blanche membangkang perintah ibunya.
Ibunya kemudian mengunci Blanche di sebuah ruangan kecil yang gelap di loteng rumah mereka, tempat diamana ia disekap selama 25 tahun.
Bagaimana kisah itu terjadi
Suatu hari di bulan Mei 1901, jaksa agung Paris menerima surat aneh yang menyatakan bahwa sebuah keluarga terkemuka di kota itu menyimpan rahasia kotor.
Isi surat itu adalah:
"Monsieur Attorney General: I have the honor to inform you of an exceptionally serious occurrence. I speak of a spinster who is locked up in Madame Monnier’s house, half-starved and living on a putrid litter for the past twenty-five years – in a word, in her own filth"
Catatan itu ditulis tangan dan tidak ditandatangani, tetapi jaksa agung sangat terganggu dengan isi suratnya sehingga ia memutuskan untuk segera menyelidikinya.
Ketika polisi tiba di rumah keluarga Monnier, mereka tentu saja memiliki beberapa keraguan: mengapa tidak? Monnier adalah keluarga kaya yang memiliki reputasi yang bersih. Madam Monnier dikenal di masyarakat menengah Paris karena murah hati, ia bahkan telah menerima penghargaan atas sumbangannya kepada suatu komunitas di kota itu. Putranya, Marcel, pintar di sekolah dan sekarang bekerja sebagai pengacara yang terhormat.
Monniers juga memiliki seorang putri yang cantik, bernama Blanche. Banyak dari teman teman Blanche menggambarkan sosoknya sebagai pribadi yang "sangat lembut dan baik hati,". Namun sayangnya, sosialita muda itu tiba tiba saja menghilang di usia 25 tahun, disaat para pelamar kelas atas mulai berdatangan untuk meminangnya. Paska menghilangnya Blanche, tidak ada yang terlalu memikirkan keberadaanya lagi dan keluarga menjalani kehidupan mereka seolah-olah tidak pernah terjadi apa apa.
Blanche Monnier Ditemukan
Polisi melakukan pencarian awal di rumah sang bangsawan tapi tidak menemukan sesuatu yang janggal sampai mereka mencium bau busuk datang dari salah satu kamar di lantai atas. Setelah diselidiki lebih lanjut, terungkap bahwa pintu itu dalam keadaan di gembok. Menyadari bahwa ada sesuatu yang mencurigakan, polisi membobol kunci dan masuk ke dalam ruangan, namun mereka dikejutkan dengan apa yang mereka temukan di dalam.
Ruangan itu gelap gulita; satu-satunya jendela yang ada diruangan itu tertutup rapat dan tersembunyi di balik gorden tebal. Bau busuk di kamar gelap itu begitu luar biasa sehingga salah satu petugas harus membuka jendela yang dilakukan dengan susah payah, karena gorden tua berwarna gelap itu sudah dipenuhi debu yang tebal. Untuk membuka daun jendela pun harus melepas engselnya terlebih dahulu. Begitu cahaya memasuki ruangan, mereka melihat seorang wanita berbaring di tempat tidur, dengan kepala dan tubuhnya ditutupi selimut yang sangat kotor dan menjijikkan, wanita itulah yang dikenal sebagai Mademoiselle Blanche Monnier.
Wanita malang itu berbaring telanjang bulat di atas kasur yang kotor dalam keadaan dirantai. Di sekelilingnya sudah dipenuhi semacam kerak yang berasal dari kotorannya sendiri, potongan daging, sayuran, ikan, dan roti busuk. Ada juga cangkang tiram dan serangga yang berlarian melintasi tempat tidur Mademoiselle Monnier. Udara di dalam ruangan itu tidak bisa digambarkan lagi.
Ketika petugas polisi membuka jendela, itu adalah pertama kalinya Blanche Monnier melihat matahari lagi setelah lebih dari dua dekade. Dia dalam keadaan telanjang bulat dan dirantai ke tempat tidurnya sejak saat ia dikabarkan "menghilang" secara misterius 25 tahun yang lalu. Blanche bahkan tidak bisa bangun untuk buang air kecil, wanita cantik yang saat itu telah menjadi sesosok wanita paruh baya, kondisinya ditutupi oleh kotorannya sendiri dan dikelilingi oleh kutu dari sisa-sisa kotoran yang membusuk. Di tembok kamarnya ada sebuah tulisan 'liberte', yang mungkin menggambarkan impian Blanche sepanjang hidupnya.
Polisi dengan cepat menutupi Blanche yang telanjang dan ketakutan dan membawanya ke rumah sakit Paris. Wanita ini sangat kurus, dengan berat hanya 25kg. Karena tidak terkena sinar matahari selama beberapa dekade, ia terlihat gemetar ketakutan ketika dibawa keluar dan terkena sinar matahari. Blanche segera dibawa ke rumah sakit Hôtel-Dieu Hospital, sementara ibu dan kakaknya ditahan.
Hôtel-Dieu Hospital |
Staf rumah sakit melaporkan, meskipun Blanche mengalami kekurangan gizi yang mengerikan, dia cukup jelas saat mengatakan "betapa indahnya" saat menghirup udara segar lagi. Perlahan-lahan, ia mulai menceritakan penderitaanya.
Dipenjara Karena Cinta
Blanche telah menemukan pria pilihan hatinya yang siap melamar 25 tahun yang lalu. Sayangnya, pria itu bukan aristokrat muda kaya, yang diimpikan keluarganya untuk menikahi Blanche. Di mata keluarga Blanche pria itu hanya seorang pengacara miskin yang usianya jauh lebih tua, dan sudah memiliki anak dari kekasih sebelumnya. Saat itu, ibunya bersikeras, agar Blanche memilih calon suami lainnya yang lebih cocok, tapi Blanche menolak. Bahkan Blanche nekat untuk kawin lari bersama pria pilihannya.
Louise Monnier, ibu Blanche |
Sebagai pembalasan, Nyonya Monnier mengunci putrinya di kamar kecil sampai Blanche menuruti keinginannya.
Tapi tahun terus berjalan, namun Blanche Monnier menolak untuk menyerah. Bahkan setelah ia mengetahui bahwa kekasihnya telah meninggal, dia tetap dikurung di kamarnya.
Madame Monnier tidak sekadar menjauhkan Blanche dari pandangan publik; dia mengunci Blanche di ruangan gelap dengan jendela tertutup. Blanche tidak berinteraksi dengan orang lain, kecuali ibu, saudara laki-lakinya, dan sesekali pelayan yang akan melempar sisa sisa makanan kepadanya. Keluarganya membiarkan Blanche telanjang dan jarang diberi makan.
Setengah hidupnya, Blanche berbaring di tempat tidurnya, yang juga merupakan tempat dia makan, buang air kecil, dan buang air besar. Dia tidak pernah mandi. Perlahan, ia menjadi semakin kekurangan gizi. Kotoran menumpuk di sekelilingnya, dan ini membuatnya dikelilingi banyak tikus, seranggga dan kutu.
Selama dua puluh lima tahun, baik itu saudara lelakinya maupun pelayan keluarga lainnya tidak ada satupun yang membantunya. Tapi kelak mereka mengatakan bahwa mereka terlalu takut pada nyonya Monnier dan tidak mau ambil resiko.
Diduga, para tetangga tahu tentang penjara Blanche, karena mereka sering mendengarnya menjerit di kamarnya. Jika ada yang bertanya pada Nyonya Monnier apa yang sedang terjadi, ibunya akan mengatakan jika Blanche sudah gila. Pada saat itu, memang prosedur standar untuk menjaga anggota keluarga yang sakit jiwa adalah dengan menguncinya, sehingga tidak ada yang mencurigai apa yang terjadi dibalik jendela tertutup kamar Blanche.
Meskipun ibunya tidak pernah memukulnya atau melakukan penyiksaan sejenis, tapi 25 tahun dalam kurungan isolasi pastinya berdampak buruk pada kualitas mental dan psikologi Blanche atau siapapun juga yang mengalami nasib serupa. Ketika pihak berwenang menyelamatkan Blanche, mereka mencatat bahwa Blanche tidak bisa berbicara dengan benar, ia seperti orang mengigau. Ketika Polisi Poitier menginterogasi Madame Monnier dan putranya, Marcel, mereka memberi penjelasan bahwa Blanche 'penuh kemarahan, terlalu bersemangat, dan pemberontak." Tapi sebenarnya hal tersebut pada dasarnya akibat isolasi ekstremnya.
Ketika pihak berwenang membawa Blanche, dia tidak menunjukkan karakter yang disebut ibunya itu. Blanche justru terlihat tenang dan senang ketika perawat memandikannya. Akhirnya, setelah perawatan yang lama, berat badannya bertambah dan ia bisa berbicara dengan kalimat pendek. Tetapi akibat pemenjaraannya yang begitu lama dalam kondisi yang menyedihkan, menyebabkan trauma yang begitu mendalam sehingga Blanche tidak dapat pulih sepenuhnya.
Tapi ada satu hal yang misterius disini.
Tidak pernah terungkap, siapa yang menulis surat kaleng kepada polisi, yang akhinya bisa menyelamatkan Blanche.
Namun ada desas desus jika surat itu berasal dari seorang pelayan yang membocorkan keberadaan Blanche kepada pacarnya, yang merasa iba dengan nasib Blanche hingga dia langsung menghubungi jaksa agung. Namun ada yang menduga jika itu dilakukan oleh Marcel sendiri. Karena dia mungkin berpikir, jika ibunya suatu saat meninggal dunia, maka dialah yang akan bertanggung jawab mengurus Blanche.
Kematian Madame Monnier sebelum persidangannya
Sebagai kepala keluarga, Madame Monnier memiliki kendali mutlak atas keuangan dan keputusan keluarga karena suaminya meninggal dunia pada 1879. Ketika Blanche menentang keinginan ibunya, Madame Monnier mengurung putri satu-satunya itu.
Saudara laki-laki Blanche, Marcel, mengklaim bahwa ia berusaha untuk menolong, tetapi ia terlalu takut kepada ibunya dan ia harus mematuhi perintahnya. Akhirnya, baik ibunya ataupun Marcel memastikan Blanche tidak pernah meninggalkan tempatnya dikurung, dan mereka mempertahankan skenario kegilaan Blanche.
Kemarahan publik saat itu begitu hebat sehingga sekelompok orang yang begitu marah berkumpul di luar rumah Monnier, membuat Madame Monnier menderita serangan jantung.
Madame Monnier memang sudah dalam kesehatan yang dipertanyakan ketika polisi menyelamatkan Blanche pada tahun 1901. Sebagai seorang wanita berusia pertengahan 70-an, dia lemah dan menderita masalah jantung. Ketika pihak berwenang membawa Madame Monnier ke penjara, kesehatannya yang buruk mendorong mereka untuk membawanya ke unit medis.
Madame Monnier meninggal karena komplikasi jantung 15 hari setelah penangkapannya. Buku tentang Blanche Monnier - berjudul La Séquestrée de Poitiers: Une affaire sans précédent - menuliskan bahwa Madame Monnier mengubah surat wasiatnya sebelum kematiannya dan mewariskan kekayaan keluarganya untuk perawatan putrinya.
Kata-kata terakhirnya adalah: "Oh, my poor Blanche!"
Menurut pelayan rumah tangga mereka, pernah mendngar suara suara dari kamar tempat Blanche dikurung,
"Apa yang telah aku lakukan sampai dikurung?"
"Aku tidak pantas menerima siksaan mengerikan ini. Kalau begitu, Tuhan tidak pernah ada, karena membiarkan makhluk-makhlukNya menderita dengan cara ini? Dan tidak ada yang datang untuk menyelamatkan aku"
Saudaranya menghadapi persidangan sendirian
Karena Madame Monnier meninggal sebelum pengadilan bisa mengadilinya, Marcel Monnier menghadapi pengadilannya sendirian. Tindakan keluarga Monnier membuat marah orang-orang Poitiers.
Dalam pembelaannya sendiri, Marcel menegaskan bahwa ibunya yang bertanggung jawab atas keluarga, bukan dia. Dia berpendapat bahwa dia berusaha membuat hidup Blanche senyaman yang dia bisa tetapi tidak bisa berdebat dengan ibunya. Meskipun pengadilan mengalami kesulitan untuk menentukan dia bersalah, tetapi Marcel menerima hukuman 15 bulan penjara karena perannya dalam pemenjaraan dan penganiayaan Blanche.
Marcel sendiri adalah seorang pengacara, jadi dia mengajukan banding atas keputusan itu dan menyatakan bahwa dia tidak pernah melakukan kekerasan terhadap saudara perempuannya. Prancis tidak menganggap bahwa membebaskan seseorang yang bukan dipenjarakan oleh sang terdakwa adalah sebuah kejahatan, maka Marcel memenangkan banding, dan pengadilan membatalkan semua tuduhan.
Namun paska pembatalan tuduhan dari pengadilan, Marcel beserta anak istrinya meninggalkan kota mereka untuk menghindari kemarahan massa.
Kesehatan mental Blanche yang menurun hingga akhir hayatnya
Kisah ini memiliki beberapa kesamaan dengan kasus Elisabeth Fritzl yang kita pernah bahas sebelumnya. Keduanya sama sama menghabiskan 25 tahun terpenjara dirumahnya sendiri. Cuma bedanya, Elizabeth dikurung oleh ayah kandungnya, sedangkan Blanche oleh ibu kandungnya sendiri. Entah, mana yang memiliki kisah yang paling tragis. Meskipun Elizabeth berakhir bahagia dalam pembebasannya, namun ia harus menanggung dan membesarkan 7 anak dari perkosaan ayah kandungnya sendiri, yang akan ia bawa sepanjang hidupnya.
Blanche Monnier saat berada di RS |
Sementara Blanche, paska pembebasannya, ia terus menderita masalah kesehatan mental. Dia didiagnosis dengan berbagai gangguan mental, termasuk anoreksia nervosa, skizofrenia, eksibisionisme (akibat dibiarkan telanjang selama puluhan tahun), dan koprofilia (ketertarikan seksual pada kotoran manusia - mungkin akibat dari kebiasaannya yang buang kotoran di kasur tanpa dibersihkan selama puluhan tahun).
Masalah psikologisnya yang berkepanjangan sebagai akibat dipenjara selama 25 tahun. Di sisa hidupnya, dia tinggal di sanatorium di Blois, Prancis, selama 12 tahun hingga kematiannya pada 1913.