Setelah kita sajikan artikel artikel seputar kisah Disney klasik dalam tema Dark Disney, bagaimana menurutmu? Masih ingin lanjut mengetahui berbagai macam kisah dibalik cerita cerita Disney?
Yuk ah, lanjut.....
Kali ini yang akan kita bahas adalah Cinderella. Oh tidak.... Bukan versi Brother Grimms yang akan kita bahas, mungkin kalau versi Grimms, sebagian dari kalian sudah mengetahuinya. Iya.... Betul banget, di versi Grimms, saudara tiri Cinderella memotong kakinya supaya pas dengan ukuran sepatunya Cinderella. Ouchh..... Sadis yak ...jadi ngilu.
Tapi sayangnya, versi Grimms bukanlah kisah pertama Cinderella.
Cerita Cinderella original itu sendiri berawal dari cerita Mesir kuno dan itu dianggap sebagai versi tertua dari cerita Cinderella. Cerita tersebut ditulis oleh sejarawan Romawi bernama Strabo pada abad ke 1 Sebelum Masehi (SM).
Wow.... Tua banget ya.
Inilah kisah tersebut, Rhodopis, The First Cinderella
Dahulu kala di tanah Mesir Kuno dialiran sungai Nil yang jernih menuju Laut Mediterania hiduplah seorang gadis muda bernama Rhodopis. Dia lahir di Yunani tetapi Rhodopis telah diculik oleh bajak laut dan dibawa ke Mesir dimana dia dijual sebagai budak. Pemiliknya adalah seorang lelaki tua yang baik hati. Tetapi karena si pak tua tersebut lebih banyak menghabiskan waktunya dengan tidur di bawah pohon, jadi dia tidak pernah melihat bagaimana gadis-gadis pelayan lainnya di rumah itu mengejek dan menggoda Rhodopis karena dia terlihat berbeda dengan mereka. Contohnya saja, rambut mereka lurus dan hitam sedangkan rambut Rhodopis berwarna keemasan dan keriting. Mereka memiliki mata coklat sedangkan Rhodopis berwarna hijau. Kulit mereka berwarna coklat, sementara Rhodopis memiliki kulit pucat yang gampang menerah jika terkena sinar di matahari sehingga mereka memanggilnya Rosy Rhodopis.
loading...
Seperti itulah contoh mereka meneriaki dan menyuruh Rhodopis.
Rhodopis tidak memiliki teman manusia, teman teman sejatinya hanya binatang. Dia melatih burung-burung untuk makan dari tangannya, melatih seekor monyet untuk duduk di bahunya, dan seekor kuda nil tua akan keluar dari lumpur untuk bisa dekat dengannya. Pada sore harinya, dan itu hampir setiap hari, jika dia tidak terlalu capek, dia akan pergi ke sungai untuk menemui teman-teman binatangnya dan jika dia masih memiliki energi yang tersisa karena pekerjaannya yang berat, dia akan bernyanyi dan menari untuk mereka.
Suatu malam ketika dia sedang menari sambil berputar-putar di udara, lelaki tua, sang pemilik, terbangun dari tidurnya dan melihatnya sedang menari. Pak tua itu mengagumi tariannya dan ia memutuskan bahwa orang yang sangat berbakat tidak boleh hidup tanpa sepatu. Lalu pak tua memesan sepasang sandal khusus untuknya. Sendal itu disepuh dengan emas rose-red dan solnya adalah kulit.
Tentu saja hal tersebut membuat gadis-gadis pelayan lainnya semakin membencinya karena mereka cemburu dengan sandal Rhodopis yang indah.
Suatu hari, tiba berita bahwa Firaun (Firaun ada sebutan untuk raja/pemimpin di Mesir) atau Pharoh, mengundang orang orang untuk datang ke kerajaannya. Mendengar berita itu, Rhodopis ingin pergi kesana, begitupun dengan para gadis-gadis pelayan lainnya, karena dia tahu akan ada banyak tarian, nyanyian, dan makanan enak.
Tetapi ketika para gadis pelayan lainnya bersiap untuk pergi dengan pakaiannya yang bagus bagus, mereka melihat ke arah Rhodopis lalu mereka memberinya banyak sekali pekerjaan rumah yang harus diselesaikan sebelum mereka kembali. Mereka meninggalkan Rhodopis yang sedih di tepi sungai. Ketika dia mulai mencuci pakaian di sungai, dia menyanyikan lagu sedih.
Kuda nil yang bosan dengan lagu itu, kembali ke sungai. Percikan air membasahi sandalnya. Rhodopis dengan cepat mengambilnya, menyeka dan menjemurnya di bawah sinar matahari hingga kering. Ketika dia ingin melanjutkan pekerjaannya, langit menjadi gelap dan ketika dia melihat ke atas, ada seekor elang yang tiba tiba saja mengambil salah satu sandalnya dan terbang menjauh.
Tapi Rhodopis justru merasa senang karena dia tahu itu adalah dewa Horus yang telah mengambil sendalnya. Rhodopis, yang sekarang hanya memiliki satu sandal, menyimpannya dibalik jubahnya.
Sementara itu sang Pharoh, yang bernama Amasis, duduk di singgasananya memandangi orang-orang dan ia merasa sangat bosan. Dia lebih suka pergi melintasi padang pasir dengan keretanya. Tiba-tiba seekor elang menukik ke bawah dan menjatuhkan sandal emas-merahnya di pangkuan sang Pharoh. Tentu saja Pharoh terkejut, tetapi ia mengetahui bahwa ini adalah tanda dari dewa Horus, ia kemudian membuat sebuah perintah bahwa semua gadis di Mesir harus membawa sendal mereka masing masing dan siapa yang memiliki pasangan dari sendal itu akan menjadi ratunya.
Sendal Mesir Kuno yang yang terbuat dari serat sayuran |
Sandal wanita yang jatuh dari langit bukanlah sesuatu yang terjadi setiap hari. Raja Mesir tahu bahwa dewa mereka yang bisa mengirim tanda ini dari surga. Maka dari itu, dia mencari pemiliknya untuk menjadikannya ratu.
Pada saat gadis-gadis pelayan itu tiba, pestanya telah berakhir dan Pharoh pun telah pergi dengan kereta untuk mencari pemilik sandal emas itu.
Setelah mencari di seluruh daratan, Pharoh belum bisa menemukan pemiliknya, dia kemudian menaiki perahunya dan mulai melakukan perjalanan menyisir sungai Nil dan selalu berhenti di setiap tempat untuk memberi kesempatan kepada para gadis untuk mencoba sepatu itu. Ketika tongkang (perahu)itu mengitari tikungan di depan rumah Rhodopis, semua orang mendengar bunyi gong dan suara terompet berbunyi serta layar-layar sutra ungu berkibar. Gadis-gadis pelayan pun berlari ke persinggahan sang raja untuk mencoba sepatu itu. Sementara Rhodopis bersembunyi di kebun tebu.
Ketika gadis-gadis pelayan itu melihat sepatu yang dibawa sang Raja, mereka mengenali sendal itu. Ya, itu sandal Rhodopis tetapi mereka tutup mulut dan tidak mengatakan apa-apa dan terus mencoba untuk memaksa kaki mereka muat ke sandal itu. Tetapi Pharoh melihat Rhodopis yang sedang bersembunyi di balik pohon pohon tebu, memintanya untuk mencoba sandal itu. Dia memasukkan kakinya yang kecil ke dalam sandal dan ia pun mengeluarkan pasangan sendalnya yang lain, yang ia simpan dibalik tuniknya.
Pharoh pun menyatakan bahwa Rhodopis akan menjadi ratunya. Tetapi gadis-gadis pelayan yang tidak menyukai Rhodopis berteriak bahwa dia adalah seorang budak dan bahkan bukan orang Mesir. Pharoh menjawab,
"Dia adalah yang paling 'Mesir' dari semuanya ... Lihat matanya yang hijau seperti Sungai Nil, kulitnya yang lembut seperti papirus, dan pipinya merah muda seperti bunga lotus."
Oke... Kisahnya tetap happy ending kan? Tapi tunggu dulu.... Kisah Rodhopis diatas masih merupakan sebuah dongeng, yang ditulis oleh Starbo.
Mengulik kembali dalam kisah historisnya, si Rosy Rhodopis/Cheeky Rose sesungguhnya didasarkan pada kisah nyata lainnya. Tapi Rhodopis yang ada dalam dunia nyata bukanlah orang Mesir, melainkan berasal dari Thrace (Bulgaria modern). Dan pada akhirnya, dia tidak pernah menjadi ratu. Lalu alasan sebenarnya mengapa Rhodopis historis begitu terkenal? Itu karena dia adalah selebritinya dunia malam. Alias gadis panggilan yang paling nge-hits dijamannya.
Rhodopis, Hetaera
Baiklah, mari kita sedikit mengenal sosok Rhodopis dari dunia nyata.
Sebagai seorang gadis, Rhodopis dijual sebagai budak ke Iadmon, seorang agen budak dari pulau Aegean Samos. Salah satu pembelinya adalah Aesop, seorang pendongeng (story teller) yang terkenal saat itu, dimana dikisahkan jika keduanya jatuh cinta. Namun, jatuh cinta terhadap budak adalah hal yang terlarang.
Kemudian Rhodopis dijual lagi ke agen lainnya yang kemudian membawanya jauh, ke Mesir dimasa pemerintahan Amasis II.
Rhodopis tiba di pusat perdagangan Naukratis, tempat dimana semua pedagang Yunani yang ingin menjual biji-bijian Mesir dan barang-barang mewah. Disinilah Rhodopis mendapatkan keberuntungan yang mendorongnya dari budak seks menjadi seorang wanita malam papan atas. Lalu bagaimana bisa nasib hidupnya bisa mendadak berubah? Karena disanalah ia bertemu dengan Charaxos. Seorang pedagang kaya, yang merupakan saudara laki laki Sappho, seorang penulis puisi wanita terkenal saat itu.
Sappho memberi tahu bahwa saudaranya sedang jatuh cinta dengan seorang wanita misterius yang memberinya banyak kesedihan. Sappho juga memberi tahu bahwa Charaxos juga berjualan anggur di Naukratis, tempat dimana Rhodopis juga berjualan milik tuannya.
Charaxus yang jatuh cinta padanya, kemudian menebusnya dari perbudakan dengan sejumlah uang yang besar, sehingga selanjutnya semua uang yang Rhodopis dapatkan dari profesinya menjadi hak miliknya. Dan Rhodopis menerima kehidupan barunya dengan tetap tinggal di Mesir setelah dirinya bebas dari perbudakan.
Sappho kemudian menulis sebuah puisi yang menuduh seorang 'wanita malam' yang telah merampok kekayaan Charaxus.
Dia juga mengolok-olok saudara lelakinya itu di salah satu puisinya karena telah terlibat asmara dengan seorang wanita misterius. Sappho kemudian menyebut wanita itu dengan nama Doricha.
Apakah Doricha, yang dimaksud Shappo adalah Rhodopis? Namun, ada beberapa sejarawan modern yang mengatakan jika ini bukan masalah. Rhodopis, yang berarti Rosy Cheeks, hanyalah nama panggung yang digunakan Doricha ketika menghibur kliennya.
Jadi kita tidak akan pernah tahu kebenaran apakah Rhodopis telah dibebaskan oleh saudara lelaki Sappho yang sedang jatuh cinta itu atau bukan. Tapi yang kita tahu adalah bahwa Rhodopis membangun kehidupan barunya sendiri di Mesir dan meraih kesuksesan di sana sebagai gadis panggilan kelas atas (heteira).
Kemudian Rhodopis memberikan persembahan untuk kuil Apollo di Delphi di daratan Yunani.
Dia mempersembahkan sebuah tongkat besi yang diletakkan diatas marmer dengan tulisan, "Rhodopis dedicated". Konon persembahannya itu menghabiskan sepersepuluh dari kekayaannya, yang membuatnya menjadi bahan pergunjingan karena ia berhasil mendapatkan kepopulerannya dengan cara yang murah. Dan lebih dari itu, seorang penulis dan sejarawan, Strabo mengabadikan kisahnya menjadi sebuah dongeng yang kelak menjadi cikal bakal Cinderella.
Namun jauh sebelum Strabo datang untuk mengisahkan keajaiban dongengnya, orang-orang Yunani menunjukkan sebuah piramida kecil di delta Sungai Nil sebagai makam Rhodopis yang indah. Menurut cerita rakyat, ketika Rhodopis meninggal, para kekasihnya yang berduka berbagi biaya pembangunan piramid tersebut. Kekasihnya hanya ingin memastikan bahwa Rhodopis dimakamkan seperti ratu