Seorang pesepakbola asal Turki baru baru ini menyerahkan dirinya ke kantor polisi. Dia membuat sebuah pengakuan yang sangat mengejutkan, bahwa dia telah mencekik putranya yang berusia lima tahun di rumah sakit yang menyebabkan putranya meninggal dunia. Dengan alasan, karena dia “tidak mencintainya”.
Cevher Toktas, 32 tahun saat ini bermain untuk Bursa Yıldırımspor sejak Agustus 2019 sebagai Defender - Centre-Back, menyerahkan dirinya ke kantor polisi pada tanggal 4 Mei 2020, 11 hari setelah putranya Kasim meninggal dunia yang pada awalnya dikatakan oleh tim dokter karena sebab alami.
Pada awalnya, Toktas membawa putra bungsunya ke Rumah Sakit Anak Dortcelik di Bursa pada 23 April 2020, karena demam tinggi, kesulitan bernapas, dan batuk. Baik Kasim maupun ayahnya ditempatkan di karantina bersama karena dokter khawatir akan infeksi coronavirus.
Kemudian pada hari itu Toktas meminta bantuan tim dokter dari kamar perawatan sang anak. Kasim kemudian dilarikan ke ruang perawatan intensif tetapi dia meninggal kurang dari dua jam kemudian.
Karena kesulitan bernafas adalah tipikal dari pasien coronavirus, pihak berwenang tidak mencurigai ada yang salah dalam kematian Kasim, sehingga pihak rumah sakit menganggap kematian Kasim sebagai hal yang wajar karena kondisi tersebut.
Kasim dimakamkan pada hari berikutnya, sementara ibunya dan keluarga lainnya menduga jika Kasim meninggal karena Covid-19 yang telah menginfeksi 140.000 orang sejauh ini di Turki, meski hasil tes Covid Kasim negatif coronavirus.
Sang ayah juga membagikan foto kakak Kasim yang sedang menyiram air di makam Kasim via media sosial, dengan pesan yang menyentuh hati: "Jangan bergantung pada dunia."
Namun 11 hari setelah pemakaman, tepatnya pada 4 Mei 2020, tiba tiba saja Toktas menyerahkan dirinya ke kantor polisi Carsi dan membuat pernyataan yang mengejutkan, bahwa dirinyalah yang telah membunuh putranya sendiri.
Toktas mengatakan kepada petugas bahwa dia telah membekap putranya dengan bantal ketika mereka sendirian di kamar rumah sakit.
“Aku telah membekap anakku dengan bantal saat ia sedang berbaring."
“Selama 15 menit, aku menekan bantal dengan kuat ke wajahnya tanpa mengangkatnya. Dan selama itu, anakku meronta ."
“Setelah dia berhenti bergerak, aku mengangkat bantal. Lalu aku berteriak memanggil dokter agar aku tidak terlihat mencurigakan ”
Saat itu Toktas mengatakan kepada dokter bahwa kondisi Kasim semakin parah, dan anaknya mengalami kesulitan bernafas, dan ia pun langsung dilarikan ke ICU, namun meninggal dunia kurang dari 2 jam kemudian.
Toktas pun mengatakan kepada pihak kepolisian alasannya membunuh putranya sendiri. Dan dia menjawab, karena dia “tidak mencintainya” dan tidak pernah mencintai putra bungsunya “sejak dia lahir”.
"Aku tidak pernah mencintainya, bahkan ketika dia lahir, dan aku tidak bisa mengatakan mengapa, aku tidak memiliki masalah mental."
Toktas mengakui bahwa ia tidak menyukai anak bungsunya sebagai "satu-satunya alasan" dia membunuhnya.
Atas pengakuannya ini Toktas akan diadili karena pembunuhan dan menghadapi hukuman penjara seumur hidup.
Pihak berwenang Turki telah memerintahkan kuburan Kasim digali kembali untuk pemeriksaan jenazah.
Berikut pernyataan resmi Toktas yang dikeluarkan oleh Kantor Kejaksaan Bursa:
“I pressed a pillow on my son who was lying on his back. For 15 minutes, I pressed down on the pillow without lifting it up. My son was struggling during that time. After he stopped moving, I lifted the pillow. Then I yelled for doctors to help to draw any suspicions away from me.“I never loved my younger son after he was born. I don’t know why I don’t love him. The sole reason why I killed him that day is because I didn’t like him. I don’t have any mental issues."
Saat ini investigasi masih terus berlangsung.